Selasa, 01 Mei 2012

Resume; Komunikasi Politik (Khalayak dan Efek) - Dan Nimmo

BAB VII

OPINI PUBLIK: Ungkapan massa, publik, dan rakyat

Setiap orang juga membicarakan opini publik – politikus, anggota pers, pollster, bahkan orang yang duduk bermalas-malasan pun mengomel tentang pajak dan berbagai masalah lain. Politikus yang bertindak sebagai wakil menyuarakan opini publik: politikus bertindak sebagai wakil menyuarakan opini para pemilihnya, ideologi mencoba menempanya; dalam kapasitas sebagai promotor, komunikator professional berusaha mengubah opini, seabagai jurnalis mereka menginformasikannya; dan aktivis sebagai juru bicara atas nama kelompok opini, sedangkan sebagai pemuka pendapat mereka membimbing kehendak rakyat.

Apakah opini itu? Peninjauan dan Pengamatan suatu proses

Opini publik sebagai suatu proses yang menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan warga Negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas dicapainya ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan pendapat tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya.

  • Kecenderungan kegiatan opini

Melalui kegiatan komunikasi memberi dan menerima diantara makna dan tindakan ini orang memperoleh kecenderungan tertentu. Kecenderungan menunjukkan garis tindakan kepada seseorang, tetapi bukan satu-satunya garis. Apa yang diperhitungkan orang saat menemukan makna dalam situasi yang baru, mungkin saja itu merupakan kecenderungan yang dimilikinya, tetapi tidak perlu selalu demikian. Apalagi, sebagai kecenderungan dari kegiatan, bukan untuk kegiatan.

  • Citra personal tentang politik

Citra seseorang membantu dalam pemahaman, penilaian, dan pengindetifikasian peristiwa, gagasan, tujuan, atau pemimpin politik. Citra membantu memberikan alasan yang dapat diterima secara subjektif tentang mengapa segala sesuatu hadir sebagaimana tampaknya, tentang preferensi politik, dan tentang penggabungan dengan orang lain.

  • Interpretasi personal tentang politik

Dengan interpretasi, individu memperhitungkan segala sesuatu, menyusunnya, dan menanggapi yang paling menonjol. Jelaslah bahwa banyak hal dan diperhitungkan orang dalam merumuskan opini pribadinya dan mengungkapkannya di depan umum.

  • Organisasi opini personal

Opini adalah tanggapan aktif terhadapa rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks, yang terdiri atas tiga komponen – kepercayaan, nilai, dan pengharapan.

Penyusunan opini publik

  • Tahap-tahap pembentukan opini

Pebentukan opini ada proses empat tahap yang melibatkan kesalinglingkupan aspek personal, social, dan politik melalui munculnya (1) pertikaian yang mempunyai potensi menjadi isu, (2) kepemimpinan politik, (3) interpretasi personal dan pertimbangan social, dan (4) kesediaan mengungkapkan opini pribadi depan umum.

  • Karakteristik opini publik

Opini mempunyai isi (opini adalah tentang sesuatu), arah (percaya-tidak percaya, mendukung –menentang dsb), dan intensitas (kuat, sedang, atau lemah). Ciri-ciri tertentu opini publik, pertama terdapat juga isi, arah, dan intensitas mengenai opini public. Ciri-ciri ini menyangkut opini publik tentang tokoh politik. Kedua kontroversi menandai opini public; artinya sesuatu yang tidak disepakati seluruh rakyat. Ketiga, opini publik mempunyai volume berdasarkan kenyataan bahwa kontroversi itu menyentuh semua orang yang merasakan konsekuensi langsung, dan tak langsung daripadanya meskipun mereka bukan pihak pada pertikaian yang semula. Keempat, opini publik relatif tetap.

  • Implikasi untuk memikirkan opini publik

Implikasi sosial yang inheren dalam pandangan opini publik. Satu diantaranya menunjuk pada peran yang dimainkan oleh media massa dalam proses opini. Salah satu artinya media memang menciptakan opini publik yang tidak semata-mata dengan mengatakan kepada rakyat apa yang harus dipikirkan, fungsi agenda setting.




BAB VIII

DISTRIBUSI OPINI PUBLIK: yang satu yang sedikit, dan yang banyak

Pola opini publik

Aristoteles membagi pemerintahan ke dalam “yang Satu, yang Sedikit, dan yang Banyak”. Ketiga kelas ini masing-masing memiliki dua variasi yang menyangkut sifatnya dalam memerintah, pada hakikatnya apakah rezim itu memerintah untuk kepentingan penguasa atau untuk kepentingan seluruh komunitas. Dengan meingkuti pola demikian, kita member label ungkapan massa dengan opini yang Satu, ungkapan kelompok dengan opini yang Sedikit, dan ungkapan rakyat dengan opini yang Banyak.

  • Yang satu: Budaya politik dan konsensus masa

Pandangan yang sering digunakan para sarjana maupun para politikus: Anggapan opini public sebagai kesadaran jiwa (mood) suatu bangsa. Pemimpin politik mengacu pada publik atau kesadaran jiwa publik sebagai cara untuk mengasosiasikan kepentingan diri dengan apa yang lebih tersebar dan sah. Dalam konteks ini, opini publik sebagai kesadaran jiwa merupakan lambang lingustik yang digunakan untuk maksud mempersuasi.

  • Yang sedikit: Opini publik yang tak terorganisasi, dan yang terorganisasi

Opini publik dari yang Sedikit terdiri atas pandangan kepentingan sosial utama dan diungkapkan dalam bentuk kelompok fungsional.

Kepentingan tak terorganisasi, bila didefinisikan sebagai suatu kegiatan, suatu kelompok terdiri atas orang-orang yang melakukan kegiatan yang dipersatukan tanpa menghiraukan apakah yang mendasari kegiatan itu berupa organisasi formal atau tidak formal. Artinya, orang bergabung untuk tidak diorganisasi secara formal, membentuk kelompok atau publik opini.

Kepentingan terorganisasi, David Truman, kelompok kepentingan adalah setiap kelompok yang berdasarkan satu atau lebih sikap yang dimiliki bersama, pemeliharaan, atau peningkatan bentuk perilakunya disiratkan oleh sikap bersama. Kelompok kepentingan hanay salah satu dari banyak kelompok yang menyumbang kepada opini public dari yang Sedikit.

  • Yang banyak: Kumpulan opini rakyat

Opini rakyat tentang masalah apa pun merupakan jumlah ungkapan individual; jadi, opini rakyat mencakup distribusi jumlah seluruh dan atau persentase yang mendukung atau menentang pendirian. Isi kognitif opini rakyat relatif rendah, tetapi isi afektifnya tinggi. Rakyat mengungkapkan kepercayaan, nilai, dan pengharapan mereka tentang objek politik yang sangat banyak ragamnya. 
 

Bagian IV

Konsekuesi komunikasi politik: Dengan akibat apa?

BAB IX

BELAJAR TENTANG POLITIK: Konsekuensi Komunikasi untuk Sosialisasi

Belajar sebagai proses komunikasi

Pengadopsian pola dan perubahan tanggapan dalam diri mereka ketika menghadapi pengalaman baru itu adalah yang disebut.

  • Pandangan sibernetik

Sibernetika adalah studi tentang komunikasi di antara manusia, hewan, dan mesin, yaitu di antara sistem kontrol sendiri. Ciri utama sibernetik ialah jaringan komunikasi yang menghasilkan tindakan sebagai tanggapan terhadap masukan informasi, dan mencakup hasil tindakan sendiri.

  • Pandangan simbolik

Belajar bagi orang adalah menjumlahkan “internalisasi: makna lambang yang dipahami bersama dan, karena itu, menanggapi – atau sekurang-kurangnya seperti tanggapan yang mereka bayangkan merupakan tanggapan bersama dengan orang lain – dan menaggapi maksud orang lain sebagaimana yang disajikan dalam lambang signifikan.

Kepribadian dan politik

  • Apa kepribadian itu?

Definisi deterministik menganggap kepribadian sebagai keadaan internal individu, sebagai organisasi proses dan struktur di dalam diri seseorang: “Kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan di dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan”.

  • Teori dalam kepribadian politik

Teori kebutuhan, mengemukakan bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan psikololgis, rasa aman dan kepastian, kasih saying, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Perilaku manusia merefleksikan upaya untuk memenuhi kebutuhan ini.

Teori psikoanalitik, dua variasi pandangan psikoanalitik mengemukakan pendapat tentang bagaimana kepribadian mempengaruhi belajar dan perilaku politik – personal dan interpersonal. Aliran personal dari teori ini adalah tradisi Sigmund Freud, berpendapat bahwa orang bertindak atas dasar motif yang tak disadarinya maupun atas dasar pikiran, perasaan, dan kecenderungan yang disadari dan sebagian disadari.

Teori sifat, teori-teori dalam kategori ini berfokus pada kecenderungan atau predisposisi yang menentukan cara orang berperilaku. Setiap kepribadian mengandung seperangkat sifat unik dan individual.

Teori tipe, teori ini mengklasifikasikan orang ke dalam kategori-kategori berdasarkan karakteristik yang dominan atau tema pokok yang timbul berulangkali dalam perilaku politik mereka.

Teori fenomenologis, fenomologi adalah pandangan bahwa peran kepribadian dalam perilaku (termasuk kepribadian dalam politik) paling mudah dipahami dengan melukiskan peranan langsung orang – yaitu proses yang digunakan oleh mereka untuk memperhatikan dan memahami fenomena yang disajikan langsung kepada mereka.

Diri politik

  • Teori adopsi

Teori belajar sosial mengatributkan cara memperoleh kepercayaan, nilai, dan pengharapan personal kepada pengalaman individual dengan orang lain, objek, atau peristiwa.

  • Teori perubahan

Teori konsistensi adalah seperangkat model yang berfokus pada perubahan opini. Model-model ini memperhitungkan bahwa orang tidak hanya mempersepsi tanda, atau rangsangan – pokok dasar gagasan belajar sosial – tetapi juga menginterpretasi dan menanggapi tanda berdasarkan interpretasi itu.

  • Mengambil peran dan memainkan peran: Belajar diri politik

Belajar politik berdasarkan teori belajar sosial dan konsistensi adalah proses mengadopsi dan menerapkan diri politik pada tindakan orang lain yang diharapkan dan berlanjut melalui pengambilan peran dan permainan peran.

Komunikasi politik dan belajar politik: Sumber, saluran, dan pesan

  • Sosialisasi isi komunikasi interpersonal

Ada dua saluran utama komunikasi interpersonal yang membantu belajar politik, yaitu keluarga dan lingkungan . Keluarga sebagai komunikator politik, mengenai isi sosialisasi, tekanannya ialah pada memperoleh orientasi yang kelak akan membantu perilaku ekspresif dan penilai.

  • Sosialisasi isi komunikasi organisasi

Organisasi terpenting yang bermaksud mempengaruhi belajar poltiik sejak dini ialah sekolah. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya, orang boleh jadi menjadi anggota berbagai organisasi – lembaga keagamaan, partai politik, kelompok kewarganegaraan, golongan yang berpengaruh, dan kelompok kerja – yang semuanya mempengaruhi belajar politik pada masa dewasa.

  • Sosialisasi isi komunikasi massa

Kegiatan media massa membantu menyusun agenda pokok masalah untuk perdebatan publik, menetapkan konteks untuk penilaian rakyat tentang kejadian, mengubah peristiwa, mempengaruhi pengharapan rakyat tentang bagaimana akhirnya peristiwa itu, dan dengan berbagai cara melukiskan citra tentang pemimpin politik.


BAB X

BERPARTISIPASI DALAM POLITIK: Konsekuensi Komunikasi yang Mempolitikkan

Komunikator politik sebagai partisipan politik

Dalam komunikasi politik, partisipan adalah anggota khalayak yang aktif yang tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan oleh para pemimpin politik, tetapi juga menanggapi dan bertukar pesan dengan para pemimpin politik itu. Ringkasnya, partisipan politik melakukan kegiatan bersama dan bersama-sama merupakan komunikator politik.

  • Dimensi partisipasi politik

Orang mengambil bagian dalam politik dengan berbagai cara. Cara-cara itu berbeda dalam tiga hal atau dimensi: gaya umum partisipasi, motif yang mendasari kegiatan mereka, dan konsekuensi berpartisipasi pada peran seseorang dalam politik.

Gaya partisipasi, gaya ini mengacu kepada baik apa yang dilakukan maupun bagaimana ia melakukannya.

Motif partisipasi, salah satu perangkat factor seperti itu menyangkut motif orang yang membuatnya ambil bagian.

Konsekuensi partisipasi, pembahasan mengenai segi partisipasi politik yang dipikirkan dan interpretatif dibandingkan dengan jenis yang kurang dipikirkan dan lebih tanpa disadari menimbulkan pertanyaan tentang apa konsekuensi partisipasi bagi peran seseorang dalam politik pada umumnya.

  • Tipe dan distribusi partisipasi politik

Bagian ini akan membahas dua tipe partisipasi politik – dalam pemilihan umum dan di luar pemilihan umum – dan tindakan politik yang khas yang berkaitan dengan masing-masing.

Partisipasi dalam pemilihan umum, tipe partisipasi rakyat yang dipublikasikan dan diteliti paling luas ialah pengambilan bagian dalam pemillihan umum dengna memberikan suara.

Partisipan bukan dalam pemilihan umum, partisipan di luar pemilihan umum mencakup segala kegiatan politik yang melibatkan peran serta orang pada masa dan di antara tahun-tahun pemilihan, yang sedikit sangkut-pautnya dengan kampanye politik, yaiut seperti pengungkapan opini politik, tetap mengikuti peristiwa politik, aktif dalam organisasi kepentingan umum dan organisasi politik, dan menghubungi pajabat-pejabat pemerintah.

Bagaimana partisipan menanggapi komunikasi politik

  • Jenis komunikasi

Dalam rumus Berelson, “jenis komunikasi” mengacu pada saluran komunikasi (interpersonal, organisasi, atau massa) maupun pada isi komunikasi. Setiap kampanye yang ditujukan untuk mengubah kepercayaan, nilai, atau pengharapan adalah persuasif.

  • Jenis isu

Model ini melukiskan bahwa warga Negara demokratis sebagai sesuatu yang menaruh perhatian, bermotivasi, dan berpengetahuan tentang isu, cenderung membahas isu dan masalah prinsip dan mampu secara rasional memilih cara yang paling seusai untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


  • Jenis orang dan kondisi

Orang secara aktif melibatkan diri sendiri dalam komunikasi bahwa mereka tidak memberikan reaksi terhadap objek, tetapi menanggapinya sebagai bagian dari pengalaman keseluruhan komunikasi. Dalam kondisi bagaimana orang memperhitungkan pesan yang tersedia dalam menyusun opini mereka dan bukan memberikan reaksi berdasarkan pengalaman masa lampau, kecenderungan personal, kedudukan sosial, sifat demografis, status hukum dan sebagainya.


BAB XI

MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUARA: Konsekuensi Komunikasi Pemilihan Umum

  • Pemberian suara dan tindakan pemberian suara: Pandangan alternatif

Orang paling banyak diterpa komunikasi persuasif kampanye adalah yang paling cenderung telah sampai kepada putusan pemberian suara; yang paling besar kemungkinannya dipengaruhi oleh imbauan persuasif adalah yang paling sedikit minatnya terhadap politik dan, karena itu, paling sedikit kemungkinannya memperhatikan komunikasi kampanye

  • Pemberi suara yang rasional

Tindakan rasional itu terdiri atas perhitungan cara atau alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apakah tujuan tindakan itu rasional, tidak dipermasalahkan; kita hanya berurusan dengna alat atau cara untuk mencapainya.

  • Pemberi suara yang responsif

Ilmuwan politik Gerald Pomper membuat gambaran tentang pemberi suara yang responsive. Apabila karakter pemberi suar yang reaktif (yang oleh Pomper disebut pemberi suara yang “dependen”) itu tetap, stabil, dan kekal, maka karakter pemberi suara yang responsive adalah impernanen, berubah mengikuti waktu, peristiwa politik, dan pengaruh yang berubah-ubah terhadap pilihan para pemberi suara.

  • Pemberi suara yang aktif

Individu aktif itu menghadapi dunia yang harus diinterpretasikan dan diberi makna untuk bertindak bukan hanay lingkungan pilihan yang telah diatur sebelumnya, yang terhadapnya orang menanggapi karena sifat atribut dan atau sikap individu atau jangkauan rangsangan yang terbatas. Keterlibatan sikap yang tetap maupun dalam menanggapi imbauan kampanye yang ditetapkan sebelumnya.

Kampanye, komunikasi, dan pemberi suara

Memberikan suara adalah salah satu tindakan terakhir dalam kampanye pemilihan umum, suatu rangkaian pertukaran yang panjang dan kadang-kadang memanas yang membentuk proses komunikasi. Kampanye politik adalah penciptaan, penciptaan ualng, dan pengalihan lambing signifikan secara sinambung melalui komunikasi. Kampanye menggabungkan partisipasi aktif yang melakukan kampanye dan pemberi suara. Para pemberi suara secara selektif memperhatikan hal-hal tertentu dalam kampanye, memperhitungkannya dan menginterpretasikannya.

  • Menyusun tindakan memberikan suara

Banyak pertimbangan yang diperhitungkan ke dalam proses yang digunakan oleh pemberi suara untuk menetapkan putusan mereka. Tiga di antaranya sangat signifikan dalam membentuk latar belakang pemberi suara mempesepsi komunikasi tentang isu dan kandidat yang diterima selama kampanye – atribut, perspektif, dan persepsi memberi suara.

Atribut pemberi suara: Karakteristik sosial dan demografi, pola tradisionalnya ialah bahwa orang-orang yang paling cenderung mengambil bagian dalam politik adalah mereka yang pekerjaannya kelas menengah atau lebih tinggi, berpendidikan, berpendapatan sedang atau lebih baik, dan setengah baya.

Perspektif pemberi suara: Mengembangkan citra diri politik

Di antara pokok-pokok yang menguntungkan yang dibawa oleh pemberi suara ke dalam kampanye, yang diturunkan dari citra diri politik mereka yang berkembang, kita akan melihat: (1) identifikasi partisan, (2) kelas sosial, (3) kecenderungan ideologis, (4) konsepsi tentang sifat-sifat yang diharapkan pada pemegang jabatan yang ideal, dan (5) kekhawatiran pribadi.

  • Komunikasi politik dan citra pemberi suara

Para pemberi suara tidak hanya menjadi sadar akan isu, merumuskan citra atribut politik dan gaya pribadi kandidat, dan membentuk citra tentang partai politik dengan hidup sebagai pertapa yang terasing. Juga perspektif yang dibawa oleh mereka ke dalam kampanye tidak menetapkan lebih dulu persepsi mereka tentang isu, kandidat, dan partai. Akan tetapi, dalam waktu di antara pemilihan dan selama kampanye tertentu, mereka diterpa berbagai media politik – interpersonal, organisasi, dan massa.


BAB XII

MEMPENGARUHI PEJABAT: Konsekuensi Komunikasi Kebijakan

Tujuan bab ini ialah menskemakan garis-garis komunikasi dua arah menghubungkan warga Negara dan pejabat, yakni apa yang disebut komunikasi politik.

Perwakilan: Berkomunikasi tentang kebijakan

Perwakilan itu memerlukan alat untuk menyampaikan persetujuan yang dinyatakan atau disiratkan itu kepada sejumlah pejabat yang lebih kecil yang bertindak untuk kepentingan komunitas. Ringkasnya, perwakilan terjadi jika garis-garis komunikasi menghubungkan publik pembuat kebijakan, garis yang menyalurkan preferensi kebijakan, keputusan dan penerima atau penolakan.

Penyusunan citra pembuat kebijakan: Sumber opini publik bagi pejabat

Dalam menaksir perasaan rakyat, suasana hati massa, dan tuntutan berkepentingan khusus, pembuat kebijakan mengandalkan berbagai sumber. Masing-masing akan kita telaah berdasarkan perkiraan urutan kepentingannya dalam membimbing perbuatan pejabat.

  • Pandangan pejabat terhadap yang Banyak: Opini rakyat dan kebijakan pemerintah

Dua susunan kelembagaan utama, yang satu sangat tua dan yang lain relatif baru, menunjukkan trend dalam kepercayaan, nilai, dan pengharapan rakyat terhadap pejabat pemerintah: pemilihan umum dan polls (penghitungan suara)

  • Pandangan pejabat pada yang satu: Konsensus massa dan kebijakan pemerintah

Di antara sumber-sumber yang diperhatikan oleh sang pejabat pemerintah sebagai indicator consensus politik, ada tiga yang menonjol: tingkat dukungan massa yang berubah-ubah terhadap lembaga politik yang diukur melalui survai opini, isi media massa, dan perhatian yang diungkapkan melalui gerakan massa.


  • Pandangan pejabat pada yang sedikit: Publik opini dan kebijakan pemerintah

Di antara ketiga wajah opini publik, pembuat kebijakan menganggap wajah yang sedikit itu paling memikat. Ia dating kepada pembuat kebijakan dalam dua topeng, sebagai kepentingan yang tak terorganisasi dan yang terorganisasi.

Pesan dari yang tak terorganisasi, cara kedua agar tuntutan yang sedikit yang tak terorganisasi sampai ke telinga pembuat kebijakan ialah melalui hubungan pribadi antara warga Negara dan pemerintah. Hubungan ini mencakup surat, telepon, komunikasi tatap muka, dan konfrontasi dengan pejabat dalam pemeriksaan umum.

Pesan dari yang terorganisasi, salah satu sumber utama yang diperhitungkan pembuat kebijakan dalam membuat citra tentang opini public ialah informasi dari juru biacara kepentingan terorganisasi.

Pembuat kebijakan: Konvergensi selektif, kontrol sosial, atau negosiasi?

Ketiga tentang bagaimana komunikasi kebijakan dapat diorganisasi dan kebijakan dibuat. model itu ialah model plebisit, model rasional kompherensif, dan model adjustif.

  • Model plebisit

Plebisit adalah pemilihan yang di dalamnya orang memberikan suara langsung kepada usul atau program yang diajukan kepada mereka oleh pemimpin politik. Pemilihan ini untuk menerima atau menolak suatu kebijakan setiap pemberi suara akan memilih, dan dengan cara mengovergensikan pilihan individual, suara itu membentuk pilihan rakyat.

  • Model rasional-komprehensif

Model ini bermaksud melukiskan suatu cara mengorganisasi komunikasi kebijakan. Pertama, pembuat kebijakan memperhitungkan masalah yang memerlukan tindakan, masalah yang terpisah dari bidang masalah yang lain. Kedua, pembuat kebijakan menjelaskan tujuan, nilai, dan sasaran yang harus dicapai dalam menangani masalah itu. Ketiga, pembuat kebijakan mengindentifikasi pemecahan alternatif dan meneliti masing-masing; penelitian ini mempertimbangkan seluruh informasi mengenai konsekuensi yang diharapkan dari penerimaan pemecahan mana pun. Keempat, pembuat kebijakan mempertimbangkan pengorbanan dan keuntungan relatif dari setiap alternatif, membandingkan pilihan, dan memilih alternatif yang memaksimalkan tujuan, nilai, dan sasaran yang disepakati.


  • Model adjustif

Model adjustif menerima dunia sehari-hari yang mengandung ketidakpastian dan kemungkinan yang tak tersingkap, dari kecenderungan dan kepastian yang dipersepsi.

3 komentar:

  1. OMG gw besok pagi uas komunikasi politik dan ternyata buku pegangan gw salah, lalu gw ketemu blog ini dan bahan ujian gw ada semua disini. Tengkyu. I love you random blogger!!! Lo menyelamatkan uas kompol gw!!!

    BalasHapus