BAB
VII
OPINI
PUBLIK: Ungkapan massa, publik, dan rakyat
Setiap orang juga membicarakan opini publik
– politikus, anggota pers, pollster,
bahkan orang yang duduk bermalas-malasan pun mengomel tentang pajak
dan berbagai masalah lain. Politikus yang bertindak sebagai wakil
menyuarakan opini publik: politikus bertindak sebagai wakil
menyuarakan opini para pemilihnya, ideologi mencoba menempanya; dalam
kapasitas sebagai promotor, komunikator professional berusaha
mengubah opini, seabagai jurnalis mereka menginformasikannya; dan
aktivis sebagai juru bicara atas nama kelompok opini, sedangkan
sebagai
pemuka pendapat mereka membimbing kehendak rakyat.
Apakah
opini itu? Peninjauan dan Pengamatan suatu proses
Opini publik sebagai suatu proses yang
menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan warga
Negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas dicapainya ketertiban
sosial dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan
perselisihan pendapat tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana
melakukannya.
- Kecenderungan kegiatan opini
Melalui
kegiatan komunikasi memberi dan menerima diantara makna dan tindakan
ini orang memperoleh kecenderungan tertentu. Kecenderungan
menunjukkan garis tindakan kepada seseorang, tetapi bukan
satu-satunya garis. Apa yang diperhitungkan orang saat menemukan
makna dalam situasi yang baru, mungkin saja itu merupakan
kecenderungan yang dimilikinya, tetapi tidak perlu selalu demikian.
Apalagi, sebagai kecenderungan dari
kegiatan, bukan untuk
kegiatan.
- Citra personal tentang politik
Citra
seseorang membantu dalam pemahaman, penilaian, dan pengindetifikasian
peristiwa, gagasan, tujuan, atau pemimpin politik. Citra membantu
memberikan alasan yang dapat diterima secara subjektif tentang
mengapa segala sesuatu hadir sebagaimana tampaknya, tentang
preferensi politik, dan tentang penggabungan dengan orang lain.
- Interpretasi personal tentang politik
Dengan
interpretasi, individu memperhitungkan segala sesuatu, menyusunnya,
dan menanggapi yang paling menonjol. Jelaslah bahwa banyak hal dan
diperhitungkan orang dalam merumuskan opini pribadinya dan
mengungkapkannya di depan umum.
- Organisasi opini personal
Opini
adalah tanggapan aktif terhadapa rangsangan, tanggapan yang disusun
melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk
citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks, yang
terdiri atas tiga komponen – kepercayaan, nilai, dan pengharapan.
Penyusunan
opini publik
- Tahap-tahap pembentukan opini
Pebentukan
opini ada proses empat tahap yang melibatkan kesalinglingkupan aspek
personal, social, dan politik melalui munculnya (1) pertikaian yang
mempunyai potensi menjadi isu, (2) kepemimpinan politik, (3)
interpretasi personal dan pertimbangan social, dan (4) kesediaan
mengungkapkan opini pribadi depan umum.
- Karakteristik opini publik
Opini
mempunyai isi (opini adalah tentang sesuatu), arah (percaya-tidak
percaya, mendukung –menentang dsb), dan intensitas (kuat, sedang,
atau lemah). Ciri-ciri tertentu opini publik, pertama
terdapat juga isi, arah, dan
intensitas mengenai opini public. Ciri-ciri ini menyangkut opini
publik tentang tokoh politik. Kedua
kontroversi menandai opini
public; artinya sesuatu yang tidak disepakati seluruh rakyat. Ketiga,
opini publik mempunyai volume
berdasarkan kenyataan bahwa kontroversi itu menyentuh semua orang
yang merasakan konsekuensi langsung, dan tak langsung daripadanya
meskipun mereka bukan pihak pada pertikaian yang semula. Keempat,
opini publik relatif tetap.
- Implikasi untuk memikirkan opini publik
Implikasi
sosial yang inheren dalam pandangan opini publik. Satu diantaranya
menunjuk pada peran yang dimainkan oleh media massa dalam proses
opini. Salah satu artinya media memang menciptakan opini publik yang
tidak semata-mata dengan mengatakan kepada rakyat apa
yang harus dipikirkan, fungsi
agenda setting.
BAB
VIII
DISTRIBUSI
OPINI PUBLIK: yang satu yang sedikit, dan yang banyak
Pola
opini publik
Aristoteles membagi pemerintahan ke dalam
“yang Satu, yang Sedikit, dan yang Banyak”. Ketiga kelas ini
masing-masing memiliki dua variasi yang menyangkut sifatnya dalam
memerintah, pada hakikatnya apakah rezim itu memerintah untuk
kepentingan penguasa atau untuk kepentingan seluruh komunitas. Dengan
meingkuti pola demikian, kita member label ungkapan massa dengan
opini yang Satu, ungkapan kelompok dengan opini yang Sedikit, dan
ungkapan rakyat dengan opini yang Banyak.
- Yang satu: Budaya politik dan konsensus masa
Pandangan
yang sering digunakan para sarjana maupun para politikus: Anggapan
opini public sebagai kesadaran jiwa (mood) suatu bangsa. Pemimpin
politik mengacu pada publik atau kesadaran jiwa publik sebagai cara
untuk mengasosiasikan kepentingan diri dengan apa yang lebih tersebar
dan sah. Dalam konteks ini, opini publik sebagai kesadaran jiwa
merupakan lambang lingustik yang digunakan untuk maksud mempersuasi.
- Yang sedikit: Opini publik yang tak terorganisasi, dan yang terorganisasi
Opini
publik dari yang Sedikit terdiri atas pandangan kepentingan sosial
utama dan diungkapkan dalam bentuk kelompok fungsional.
Kepentingan
tak terorganisasi, bila
didefinisikan sebagai suatu kegiatan, suatu kelompok terdiri atas
orang-orang yang melakukan kegiatan yang dipersatukan tanpa
menghiraukan apakah yang mendasari kegiatan itu berupa organisasi
formal atau tidak formal. Artinya, orang bergabung untuk tidak
diorganisasi secara formal, membentuk kelompok atau publik opini.
Kepentingan
terorganisasi, David Truman,
kelompok kepentingan adalah setiap kelompok yang berdasarkan satu
atau lebih sikap yang dimiliki bersama, pemeliharaan, atau
peningkatan bentuk perilakunya disiratkan oleh sikap bersama.
Kelompok kepentingan hanay salah satu dari banyak kelompok yang
menyumbang kepada opini public dari yang Sedikit.
- Yang banyak: Kumpulan opini rakyat
Opini
rakyat tentang masalah apa pun merupakan jumlah ungkapan individual;
jadi, opini rakyat mencakup distribusi jumlah seluruh dan atau
persentase yang mendukung atau menentang pendirian. Isi kognitif
opini rakyat relatif rendah, tetapi isi afektifnya tinggi. Rakyat
mengungkapkan kepercayaan, nilai, dan pengharapan mereka tentang
objek politik yang sangat banyak ragamnya.
Bagian
IV
Konsekuesi
komunikasi politik: Dengan akibat apa?
BAB
IX
BELAJAR
TENTANG POLITIK: Konsekuensi Komunikasi untuk Sosialisasi
Belajar
sebagai proses komunikasi
Pengadopsian
pola dan perubahan tanggapan dalam diri mereka ketika menghadapi
pengalaman baru itu adalah yang disebut.
- Pandangan sibernetik
Sibernetika
adalah studi tentang komunikasi di antara manusia, hewan, dan mesin,
yaitu di antara sistem kontrol sendiri. Ciri utama sibernetik ialah
jaringan komunikasi yang menghasilkan tindakan sebagai tanggapan
terhadap masukan informasi, dan mencakup
hasil tindakan sendiri.
- Pandangan simbolik
Belajar
bagi orang adalah menjumlahkan “internalisasi: makna lambang yang
dipahami bersama dan, karena itu, menanggapi – atau
sekurang-kurangnya seperti tanggapan yang mereka bayangkan merupakan
tanggapan bersama dengan orang lain – dan menaggapi maksud orang
lain sebagaimana yang disajikan dalam lambang signifikan.
Kepribadian
dan politik
- Apa kepribadian itu?
Definisi
deterministik menganggap kepribadian sebagai keadaan internal
individu, sebagai organisasi proses dan struktur di dalam diri
seseorang: “Kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam
situasi yang ditetapkan dan di dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan”.
- Teori dalam kepribadian politik
Teori
kebutuhan, mengemukakan bahwa
manusia memiliki hierarki kebutuhan psikololgis, rasa aman dan
kepastian, kasih saying, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Perilaku manusia merefleksikan upaya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Teori
psikoanalitik, dua variasi
pandangan psikoanalitik mengemukakan pendapat tentang bagaimana
kepribadian mempengaruhi belajar dan perilaku politik – personal
dan interpersonal. Aliran personal dari teori ini adalah tradisi
Sigmund Freud, berpendapat bahwa orang bertindak atas dasar motif
yang tak disadarinya maupun atas dasar pikiran, perasaan, dan
kecenderungan yang disadari dan sebagian disadari.
Teori
sifat, teori-teori dalam
kategori ini berfokus pada kecenderungan atau predisposisi yang
menentukan cara orang berperilaku. Setiap kepribadian mengandung
seperangkat sifat unik dan individual.
Teori
tipe, teori ini
mengklasifikasikan orang ke dalam kategori-kategori berdasarkan
karakteristik yang dominan atau tema pokok yang timbul berulangkali
dalam perilaku politik mereka.
Teori
fenomenologis, fenomologi adalah
pandangan bahwa peran kepribadian dalam perilaku (termasuk
kepribadian dalam politik) paling mudah dipahami dengan melukiskan
peranan langsung orang – yaitu proses yang digunakan oleh mereka
untuk memperhatikan dan memahami fenomena yang disajikan langsung
kepada mereka.
Diri
politik
- Teori adopsi
Teori
belajar sosial mengatributkan cara memperoleh kepercayaan, nilai, dan
pengharapan personal kepada pengalaman individual dengan orang lain,
objek, atau peristiwa.
- Teori perubahan
Teori
konsistensi adalah seperangkat model yang berfokus pada perubahan
opini. Model-model ini memperhitungkan bahwa orang tidak hanya
mempersepsi tanda, atau rangsangan – pokok dasar gagasan belajar
sosial – tetapi juga menginterpretasi dan menanggapi tanda
berdasarkan interpretasi itu.
- Mengambil peran dan memainkan peran: Belajar diri politik
Belajar
politik berdasarkan teori belajar sosial dan konsistensi adalah
proses mengadopsi dan menerapkan diri politik pada tindakan orang
lain yang diharapkan dan berlanjut melalui pengambilan peran dan
permainan peran.
Komunikasi
politik dan belajar politik: Sumber, saluran, dan pesan
- Sosialisasi isi komunikasi interpersonal
Ada
dua saluran utama komunikasi interpersonal yang membantu belajar
politik, yaitu keluarga dan lingkungan . Keluarga sebagai komunikator
politik, mengenai isi sosialisasi, tekanannya ialah pada memperoleh
orientasi yang kelak akan membantu perilaku ekspresif dan penilai.
- Sosialisasi isi komunikasi organisasi
Organisasi
terpenting yang bermaksud mempengaruhi belajar poltiik sejak dini
ialah sekolah. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya, orang
boleh jadi menjadi anggota berbagai organisasi – lembaga keagamaan,
partai politik, kelompok kewarganegaraan, golongan yang berpengaruh,
dan kelompok kerja – yang semuanya mempengaruhi belajar politik
pada masa dewasa.
- Sosialisasi isi komunikasi massa
Kegiatan
media massa membantu menyusun agenda pokok masalah untuk perdebatan
publik, menetapkan konteks untuk penilaian rakyat tentang kejadian,
mengubah peristiwa, mempengaruhi pengharapan rakyat tentang bagaimana
akhirnya peristiwa itu, dan dengan berbagai cara melukiskan citra
tentang pemimpin politik.
BAB
X
BERPARTISIPASI
DALAM POLITIK: Konsekuensi Komunikasi yang Mempolitikkan
Komunikator
politik sebagai partisipan politik
Dalam komunikasi politik, partisipan adalah
anggota khalayak yang aktif yang tidak hanya memperhatikan apa yang
dikatakan oleh para pemimpin politik, tetapi juga menanggapi dan
bertukar pesan dengan para pemimpin politik itu. Ringkasnya,
partisipan politik melakukan kegiatan bersama dan bersama-sama
merupakan komunikator politik.
- Dimensi partisipasi politik
Orang
mengambil bagian dalam politik dengan berbagai cara. Cara-cara itu
berbeda dalam tiga hal atau dimensi: gaya umum partisipasi, motif
yang mendasari kegiatan mereka, dan konsekuensi berpartisipasi pada
peran seseorang dalam politik.
Gaya
partisipasi, gaya ini mengacu
kepada baik apa yang dilakukan maupun bagaimana ia melakukannya.
Motif
partisipasi, salah satu
perangkat factor seperti itu menyangkut motif orang yang membuatnya
ambil bagian.
Konsekuensi
partisipasi, pembahasan mengenai
segi partisipasi politik yang dipikirkan dan interpretatif
dibandingkan dengan jenis yang kurang dipikirkan dan lebih tanpa
disadari menimbulkan pertanyaan tentang apa konsekuensi partisipasi
bagi peran seseorang dalam politik pada umumnya.
- Tipe dan distribusi partisipasi politik
Bagian
ini akan membahas dua tipe partisipasi politik – dalam pemilihan
umum dan di luar pemilihan umum – dan tindakan politik yang khas
yang berkaitan dengan masing-masing.
Partisipasi
dalam pemilihan umum, tipe
partisipasi rakyat yang dipublikasikan dan diteliti paling luas ialah
pengambilan bagian dalam pemillihan umum dengna memberikan suara.
Partisipan
bukan dalam pemilihan umum, partisipan
di luar pemilihan umum mencakup segala kegiatan politik yang
melibatkan peran serta orang pada masa dan di antara tahun-tahun
pemilihan, yang sedikit sangkut-pautnya dengan kampanye politik,
yaiut seperti pengungkapan opini politik, tetap mengikuti peristiwa
politik, aktif dalam organisasi kepentingan umum dan organisasi
politik, dan menghubungi pajabat-pejabat pemerintah.
Bagaimana
partisipan menanggapi komunikasi politik
- Jenis komunikasi
Dalam
rumus Berelson, “jenis komunikasi” mengacu pada saluran
komunikasi (interpersonal, organisasi, atau massa) maupun pada isi
komunikasi. Setiap kampanye yang ditujukan untuk mengubah
kepercayaan, nilai, atau pengharapan adalah persuasif.
- Jenis isu
Model
ini melukiskan bahwa warga Negara demokratis sebagai sesuatu yang
menaruh perhatian, bermotivasi, dan berpengetahuan tentang isu,
cenderung membahas isu dan masalah prinsip dan mampu secara rasional
memilih cara yang paling seusai untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
- Jenis orang dan kondisi
Orang
secara aktif melibatkan diri sendiri dalam komunikasi bahwa mereka
tidak memberikan reaksi terhadap objek, tetapi menanggapinya sebagai
bagian dari pengalaman keseluruhan komunikasi. Dalam kondisi
bagaimana orang memperhitungkan pesan yang tersedia dalam menyusun
opini mereka dan bukan memberikan reaksi berdasarkan pengalaman masa
lampau, kecenderungan personal, kedudukan sosial, sifat demografis,
status hukum dan sebagainya.
BAB
XI
MEMPENGARUHI
PEMBERIAN SUARA: Konsekuensi Komunikasi Pemilihan Umum
- Pemberian suara dan tindakan pemberian suara: Pandangan alternatif
Orang
paling banyak diterpa komunikasi persuasif kampanye adalah yang
paling cenderung telah sampai kepada putusan pemberian suara; yang
paling besar kemungkinannya dipengaruhi oleh imbauan persuasif adalah
yang paling sedikit minatnya terhadap politik dan, karena itu,
paling sedikit kemungkinannya memperhatikan komunikasi kampanye
- Pemberi suara yang rasional
Tindakan
rasional itu terdiri atas perhitungan cara atau alat yang tepat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Apakah tujuan tindakan itu rasional,
tidak dipermasalahkan; kita hanya berurusan dengna alat atau cara
untuk mencapainya.
- Pemberi suara yang responsif
Ilmuwan
politik Gerald Pomper membuat gambaran tentang pemberi suara yang
responsive. Apabila karakter pemberi suar yang reaktif (yang oleh
Pomper disebut pemberi suara yang “dependen”) itu tetap, stabil,
dan kekal, maka karakter pemberi suara yang responsive adalah
impernanen, berubah mengikuti waktu, peristiwa politik, dan pengaruh
yang berubah-ubah terhadap pilihan para pemberi suara.
- Pemberi suara yang aktif
Individu
aktif itu menghadapi dunia yang harus diinterpretasikan dan diberi
makna untuk bertindak bukan hanay lingkungan pilihan yang telah
diatur sebelumnya, yang terhadapnya orang menanggapi karena sifat
atribut dan atau sikap individu atau jangkauan rangsangan yang
terbatas. Keterlibatan sikap yang tetap maupun dalam menanggapi
imbauan kampanye yang ditetapkan sebelumnya.
Kampanye,
komunikasi, dan pemberi suara
Memberikan suara adalah salah satu tindakan
terakhir dalam kampanye pemilihan umum, suatu rangkaian pertukaran
yang panjang dan kadang-kadang memanas yang membentuk proses
komunikasi. Kampanye politik adalah penciptaan, penciptaan ualng, dan
pengalihan lambing signifikan secara sinambung melalui komunikasi.
Kampanye menggabungkan partisipasi aktif yang melakukan kampanye dan
pemberi suara. Para pemberi suara secara selektif memperhatikan
hal-hal tertentu dalam kampanye, memperhitungkannya dan
menginterpretasikannya.
- Menyusun tindakan memberikan suara
Banyak
pertimbangan yang diperhitungkan ke dalam proses yang digunakan oleh
pemberi suara untuk menetapkan putusan mereka. Tiga di antaranya
sangat signifikan dalam membentuk latar belakang pemberi suara
mempesepsi komunikasi tentang isu dan kandidat yang diterima selama
kampanye – atribut, perspektif, dan persepsi memberi suara.
Atribut
pemberi suara: Karakteristik sosial dan demografi, pola
tradisionalnya ialah bahwa orang-orang yang paling cenderung
mengambil bagian dalam politik adalah mereka yang pekerjaannya kelas
menengah atau lebih tinggi, berpendidikan, berpendapatan sedang atau
lebih baik, dan setengah baya.
Perspektif
pemberi suara: Mengembangkan citra diri politik
Di
antara pokok-pokok yang menguntungkan yang dibawa oleh pemberi suara
ke dalam kampanye, yang diturunkan dari citra diri politik mereka
yang berkembang, kita akan melihat: (1) identifikasi partisan, (2)
kelas sosial, (3) kecenderungan ideologis, (4) konsepsi tentang
sifat-sifat yang diharapkan pada pemegang jabatan yang ideal, dan (5)
kekhawatiran pribadi.
- Komunikasi politik dan citra pemberi suara
Para
pemberi suara tidak hanya menjadi sadar akan isu, merumuskan citra
atribut politik dan gaya pribadi kandidat, dan membentuk citra
tentang partai politik dengan hidup sebagai pertapa yang terasing.
Juga perspektif yang dibawa oleh mereka ke dalam kampanye tidak
menetapkan lebih dulu persepsi mereka tentang isu, kandidat, dan
partai. Akan tetapi, dalam waktu di antara pemilihan dan selama
kampanye tertentu, mereka diterpa berbagai media politik –
interpersonal, organisasi, dan massa.
BAB
XII
MEMPENGARUHI
PEJABAT: Konsekuensi Komunikasi Kebijakan
Tujuan
bab ini ialah menskemakan garis-garis komunikasi dua arah
menghubungkan warga Negara dan pejabat, yakni apa yang disebut
komunikasi politik.
Perwakilan:
Berkomunikasi tentang kebijakan
Perwakilan itu memerlukan alat untuk
menyampaikan persetujuan yang dinyatakan atau disiratkan itu kepada
sejumlah pejabat yang lebih kecil yang bertindak untuk kepentingan
komunitas. Ringkasnya, perwakilan terjadi jika garis-garis komunikasi
menghubungkan publik pembuat kebijakan, garis yang menyalurkan
preferensi kebijakan, keputusan dan penerima atau penolakan.
Penyusunan
citra pembuat kebijakan: Sumber opini publik bagi pejabat
Dalam menaksir perasaan rakyat, suasana
hati massa, dan tuntutan berkepentingan khusus, pembuat kebijakan
mengandalkan berbagai sumber. Masing-masing akan kita telaah
berdasarkan perkiraan urutan kepentingannya dalam membimbing
perbuatan pejabat.
- Pandangan pejabat terhadap yang Banyak: Opini rakyat dan kebijakan pemerintah
Dua
susunan kelembagaan utama, yang satu sangat tua dan yang lain relatif
baru, menunjukkan trend
dalam kepercayaan, nilai, dan pengharapan rakyat terhadap pejabat
pemerintah: pemilihan umum dan polls
(penghitungan suara)
- Pandangan pejabat pada yang satu: Konsensus massa dan kebijakan pemerintah
Di
antara sumber-sumber yang diperhatikan oleh sang pejabat pemerintah
sebagai indicator consensus politik, ada tiga yang menonjol: tingkat
dukungan massa yang berubah-ubah terhadap lembaga politik yang diukur
melalui survai opini, isi media massa, dan perhatian yang diungkapkan
melalui gerakan massa.
- Pandangan pejabat pada yang sedikit: Publik opini dan kebijakan pemerintah
Di
antara ketiga wajah opini publik, pembuat kebijakan menganggap wajah
yang sedikit itu paling memikat. Ia dating kepada pembuat kebijakan
dalam dua topeng, sebagai kepentingan yang tak terorganisasi dan yang
terorganisasi.
Pesan
dari yang tak terorganisasi, cara
kedua agar tuntutan yang sedikit yang tak terorganisasi sampai ke
telinga pembuat kebijakan ialah melalui hubungan pribadi antara warga
Negara dan pemerintah. Hubungan ini mencakup surat, telepon,
komunikasi tatap muka, dan konfrontasi dengan pejabat dalam
pemeriksaan umum.
Pesan
dari yang terorganisasi, salah
satu sumber utama yang diperhitungkan pembuat kebijakan dalam membuat
citra tentang opini public ialah informasi dari juru biacara
kepentingan terorganisasi.
Pembuat
kebijakan: Konvergensi selektif, kontrol sosial, atau negosiasi?
Ketiga tentang bagaimana komunikasi
kebijakan dapat diorganisasi dan kebijakan dibuat. model itu ialah
model plebisit, model rasional kompherensif, dan model adjustif.
- Model plebisit
Plebisit
adalah pemilihan yang di dalamnya orang memberikan suara langsung
kepada usul atau program yang diajukan kepada mereka oleh pemimpin
politik. Pemilihan ini untuk menerima atau menolak suatu kebijakan
setiap pemberi suara akan memilih, dan dengan cara mengovergensikan
pilihan individual, suara itu membentuk pilihan rakyat.
- Model rasional-komprehensif
Model
ini bermaksud melukiskan suatu cara mengorganisasi komunikasi
kebijakan. Pertama, pembuat kebijakan memperhitungkan masalah yang
memerlukan tindakan, masalah yang terpisah dari bidang masalah yang
lain. Kedua, pembuat kebijakan menjelaskan tujuan, nilai, dan sasaran
yang harus dicapai dalam menangani masalah itu. Ketiga, pembuat
kebijakan mengindentifikasi pemecahan alternatif dan meneliti
masing-masing; penelitian ini mempertimbangkan seluruh informasi
mengenai konsekuensi yang diharapkan dari penerimaan pemecahan mana
pun. Keempat, pembuat kebijakan mempertimbangkan pengorbanan dan
keuntungan relatif dari setiap alternatif, membandingkan pilihan, dan
memilih alternatif yang memaksimalkan tujuan, nilai, dan sasaran yang
disepakati.
- Model adjustif
Model
adjustif menerima dunia sehari-hari yang mengandung ketidakpastian
dan kemungkinan yang tak tersingkap, dari kecenderungan dan kepastian
yang dipersepsi.
OMG gw besok pagi uas komunikasi politik dan ternyata buku pegangan gw salah, lalu gw ketemu blog ini dan bahan ujian gw ada semua disini. Tengkyu. I love you random blogger!!! Lo menyelamatkan uas kompol gw!!!
BalasHapustrmksh, izin share boleh?
BalasHapussilahkan
BalasHapus