Senin, 05 Maret 2012

Snorkeling-an di Anyer, AjiB !

Satu jam menempuh perjalanan dari cilegon menuju bandulu Anyer, melewati jalan yang tak pantas sebenarnya untuk dilewati namun apa daya satu-satunya jalur yang dapat dilalui angkutan umum hanyalah itu. Sebenarnya membawa kendaraan pribadi lebih nyaman melewati jalur mancak terdapat hamparan sawah hijau dan pohon-pohon berumur 5 tahun di kanan-kiri, jalan begitu rindang untuk dilalui jalur itu akan tembus di pasar anyer tepat lapangan anyer.
Oke setelah menempuh 1 jam perjalanan naik angkutan umum berwarna silver dengan mengeluarkan kocek Rp. 5.000, saya sampai didepan hotel jayakarta. Lalu saya berjalan menuju basecamp Bandulu Surfing Club (BSC) disitu tepat teman saya nongkrong. Oh, ia saya ke situ bukan sekdar untuk nongkrong ataupun bermain pasir membuat istana-istana pasir yang kadang terseret ombak jika ia menepi. Tujuan saya bertemu teman semasa SMA, Aldy Suardi. Aldy sapaan akrabnya Bek menyambut saya dengan ramah langsung saja setelah bersalaman saya diberi kopi hangat, saat itu juga saya seruput dengan nikmat saya rasakan kafein yang masuk ke rongga mulut sambil ditemani ombak siang yang terlihat ramah menyambut saya sepertinya ia tahu keinginan saya ke mari, sehingga dirinya menenangkan diri dengan ombak-ombak santai bernuansa lembut.
Snorkeling adalah misi utama. Walaupun terbilang baru saya akan mencobanya. Setelah menyeruput kopi dan melihat jam tangan menunjukkan 14.30 WIB saya bersama aldy meluncur ke spot bernama Karang Meong. "Dulunya pernah ditemuin karang berbentuk kucing di sekitar sini makanya dinamain karang meong," kisah aldy kepada saya menuju spot sambil berjalan menyusur pantai. Berbekal papan berukuran kecil dan kacamata selam plus perangkatnya saya dan aldy langsung menceburkan diri "Kalau udah nyampe spot jangan sampe injek karang ya cup, ntar saya hukum," ujar aldy memperingatkan saya. Itulah pelajaran pertama yang harus diingat, karang membutuhkan waktu lama untuk berkembang menjadi indah dan tumbuh sesuai ukurannya untuk tempat ikan seperti 'nemo' bernaung.
Tak lama saya 'padel' (istilah mendayung dengan tangan saat dipapan) dan hampir sampai di spot aldy langsung menyuruh saya untuk memakai kacamata dengan rapat, dan kembali memperingatkan agar jangan sampai turun dari papan menginjak karang. Tanpa ba bi bu, aldy men-training saya untuk menggunakan peralatan snorkeling, ahh tidak mudah ternyata bernafas menggunakan mulut melalui alat seperti pipa kecil menjulang ke atas untuk mengambil oksigen. Beberapa latihan saya gugup dan panik tapi tak lama saya mulai beradaptasi dengan itu.
Berhasil menguasai kacamata selam saya dituntun ke spot utama, belum sampai spot utama saya memberanikan diri untuk melongok ke bawah air dan ternyata 'Subhanallah' takjub saya melihatnya. Karang lebar dengan warna oranye agak kemerah-merahan menyambut kedatangan saya. Terus saya lanjutkan ke depan, dan Wow terumbu karang lain turut menyapa ku untuk dilihat berwarna-warni, ungu, merah kepiting, hijau muda, sampai hijau tua. Bercampur menjadi satu di beberapa tempat tentu dengan ukuran berbeda. Bertemu ikan-ikan berjenis gepeng yang mempunyai warna hitam, kuning dan silver sedang mematuk-matuk ke karang sepertinya ia sedang menikmati santap siangnya. Menjumpai ikan-ikan hias yang hanya ku jumpai di televisi atau video saja, saat ini saya benar-benar nyata melihatnya. Pengalaman yang indah, hingga menjumpai karang berjenis bunga, bentuk piringan bertumpuk pun saya jumpai hingga karang berwarna-warni berjejer. Spot yang saya datangi tidak lah dalam tapi dangkal berjarak 4M-1M. Kehati-hatian mulai teruji disini karena karang-karang indah berjejer tepat didepan muka saya. Perlu kehati-hatian untuk melihatnya, tapi sangat beruntung dapat melihat pemandangan sedekat ini.
Beberapa lama saya menyelam kembali saya naikkan kepala untuk beradaptasi dengan udara menggunakan hidung, dan ngobrol dengan Aldy. "Kalau aja cuacanya nggak mendung pasti keren cup nggak kalah sama bunaken juga," katanya. Sayangnya hoki saya tidak bagus cuaca habis ujan dan awan sedikit mendung akibatnya air laut tidak sejernih di Raja Ampat. Saya teruskan penelusuran bawah air ini dengan rileks saya nikmati pemandangan taman laut Karang Meong ini. "Kalau saja dikelola secara profesional pasti pantai Anyer semakin ramai," Pikir saya sambil snorkel. Satu Setengah (1.30) jam saya berada disitu. Berhubung cuaca dingin hingga berpengaruh ke air, aldy berinisiatif untuk menepi karena dirinya merasa lapar. Tak lama kami 'padel' kembali sambil menyelamkan kepala ke dalam air walaupun tidak jernih tetapi karang yang bukan di spot utama tidak kalah indah dan menarik, uniknya kami diikuti ikan kecil berwarna kuning orangnye bergarus hitam. Ikan itu terus mengikuti hingga beberapa meter dari tepian kemudian kabur kembali ditengah.
Setelah menyelam kami beristirahat sekitar 10 menit ditepian hingga mengentaskan petualangan kami pada hari itu, menakjubkan dapat melihat taman laut jadi tak hanya taman bunga darat saja yang indah namun taman bawah laut lebih menakjubkan. Lagi, lagi saya melewati pantai dan pinggirannya bertemu pengunjung pantai yang pada hari itu tampak ramai walaupun cuaca agak mendung. Tibanya saya dibasecamp langsung melontarkan pujian ke om Ekeng pendiri BSC, "Keren om, bagus banget ajib dah," dan sederet pujian lain yang tak bisa diucapkan karena ketakjuban saya pada karang.
Basuh badan menggunakan air biasa membuat badan ini segar dan tak terasa lengket karena air laut, usai bebasuh. Kami kembali ke basecamp bertemu dengan Om Ekeng ngobrol ngalor-ngidul. Walaupun diiringi gelak tawa, kami serius membicangkan pariwisata Anyer. Dia mengajak saya untuk turut memperbaiki wisata Anyer terutama pantainya, begitu semangat saya diajaknya. Dipikirannya terdapat beberapa rencana yang begitu indah dan menarik, ia ingin mengelola organisasinya menjadi wadah yang menawarkan guide profesional. Long boat, Rumpon (tempat mancing ditengah pantai) ingin dimilikinya. Walaupun saat ini paket wisata karakatau, pulau sanghiang, snorkeling dipromosikan secara sederhana tetapi tetap dikelolanya dengan profesional. Alhasil banyak wisatawan yang pernah menggunakan jasa paet wisatanya itu.
Jika saja pemerintah benar-benar peduli dengan aset alam yang telah dimiliki dan tinggal mengembangkannya secara profesional. Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Indonesia akan menjadi destinasi pariwisata terbaik di dunia dan akan menyedot puluhan juta bahkan milyaran wisatawan baik nasional maupun internasional.
Semangat untuk memajukan bangsa, wisata Indonesia dan menjaga aset alam terbaik yang telah Tuhan berikan. Itu tetap ada di dalam Diriku.


*Cilegon, 19 Februari 2012


0 komentar:

Posting Komentar