Satu jam menempuh perjalanan dari cilegon menuju bandulu Anyer, melewati
jalan yang tak pantas sebenarnya untuk dilewati namun apa daya
satu-satunya jalur yang dapat dilalui angkutan umum hanyalah itu.
Sebenarnya membawa kendaraan pribadi lebih nyaman melewati jalur
mancak terdapat hamparan sawah hijau dan pohon-pohon berumur 5 tahun
di kanan-kiri, jalan begitu rindang untuk dilalui jalur itu akan
tembus di pasar anyer tepat lapangan anyer.
Oke setelah
menempuh 1 jam perjalanan naik angkutan umum berwarna silver dengan
mengeluarkan kocek Rp. 5.000, saya sampai didepan hotel jayakarta.
Lalu saya berjalan menuju basecamp Bandulu Surfing Club (BSC) disitu
tepat teman saya nongkrong. Oh, ia saya ke situ bukan sekdar untuk
nongkrong ataupun bermain pasir membuat istana-istana pasir yang
kadang terseret ombak jika ia menepi. Tujuan saya bertemu teman
semasa SMA, Aldy Suardi. Aldy sapaan akrabnya Bek menyambut saya
dengan ramah langsung saja setelah bersalaman saya diberi kopi
hangat, saat itu juga saya seruput dengan nikmat saya rasakan kafein
yang masuk ke rongga mulut sambil ditemani ombak siang yang terlihat
ramah menyambut saya sepertinya ia tahu keinginan saya ke mari,
sehingga dirinya menenangkan diri dengan ombak-ombak santai bernuansa
lembut.
Snorkeling
adalah misi utama. Walaupun terbilang baru saya akan mencobanya.
Setelah menyeruput kopi dan melihat jam tangan menunjukkan 14.30 WIB
saya bersama aldy meluncur ke spot bernama Karang Meong. "Dulunya
pernah ditemuin karang berbentuk kucing di sekitar sini makanya
dinamain karang meong," kisah aldy kepada saya menuju spot
sambil berjalan menyusur pantai. Berbekal papan berukuran kecil dan
kacamata selam plus perangkatnya saya dan aldy langsung menceburkan
diri "Kalau udah nyampe spot jangan sampe injek karang ya cup,
ntar saya hukum," ujar aldy memperingatkan saya. Itulah
pelajaran pertama yang harus diingat, karang membutuhkan waktu lama
untuk berkembang menjadi indah dan tumbuh sesuai ukurannya untuk
tempat ikan seperti 'nemo' bernaung.
Tak lama saya
'padel' (istilah mendayung dengan tangan saat dipapan) dan hampir
sampai di spot aldy langsung menyuruh saya untuk memakai kacamata
dengan rapat, dan kembali memperingatkan agar jangan sampai turun
dari papan menginjak karang. Tanpa ba bi bu, aldy men-training saya
untuk menggunakan peralatan snorkeling, ahh tidak mudah ternyata
bernafas menggunakan mulut melalui alat seperti pipa kecil menjulang
ke atas untuk mengambil oksigen. Beberapa latihan saya gugup dan
panik tapi tak lama saya mulai beradaptasi dengan itu.
Berhasil
menguasai kacamata selam saya dituntun ke spot utama, belum sampai
spot utama saya memberanikan diri untuk melongok ke bawah air dan
ternyata 'Subhanallah' takjub saya melihatnya. Karang lebar dengan
warna oranye agak kemerah-merahan menyambut kedatangan saya. Terus
saya lanjutkan ke depan, dan Wow terumbu karang lain turut menyapa ku
untuk dilihat berwarna-warni, ungu, merah kepiting, hijau muda,
sampai hijau tua. Bercampur menjadi satu di beberapa tempat tentu
dengan ukuran berbeda. Bertemu ikan-ikan berjenis gepeng yang
mempunyai warna hitam, kuning dan silver sedang mematuk-matuk ke
karang sepertinya ia sedang menikmati santap siangnya. Menjumpai
ikan-ikan hias yang hanya ku jumpai di televisi atau video saja, saat
ini saya benar-benar nyata melihatnya. Pengalaman yang indah, hingga
menjumpai karang berjenis bunga, bentuk piringan bertumpuk pun saya
jumpai hingga karang berwarna-warni berjejer. Spot yang saya datangi
tidak lah dalam tapi dangkal berjarak 4M-1M. Kehati-hatian mulai
teruji disini karena karang-karang indah berjejer tepat didepan muka
saya. Perlu kehati-hatian untuk melihatnya, tapi sangat beruntung
dapat melihat pemandangan sedekat ini.
Beberapa lama
saya menyelam kembali saya naikkan kepala untuk beradaptasi dengan
udara menggunakan hidung, dan ngobrol dengan Aldy. "Kalau aja
cuacanya nggak mendung pasti keren cup nggak kalah sama bunaken
juga," katanya. Sayangnya hoki saya tidak bagus cuaca habis ujan
dan awan sedikit mendung akibatnya air laut tidak sejernih di Raja
Ampat. Saya teruskan penelusuran bawah air ini dengan rileks saya
nikmati pemandangan taman laut Karang Meong ini. "Kalau saja
dikelola secara profesional pasti pantai Anyer semakin ramai,"
Pikir saya sambil snorkel. Satu Setengah (1.30) jam saya berada
disitu. Berhubung cuaca dingin hingga berpengaruh ke air, aldy
berinisiatif untuk menepi karena dirinya merasa lapar. Tak lama kami
'padel' kembali sambil menyelamkan kepala ke dalam air walaupun tidak
jernih tetapi karang yang bukan di spot utama tidak kalah indah dan
menarik, uniknya kami diikuti ikan kecil berwarna kuning orangnye
bergarus hitam. Ikan itu terus mengikuti hingga beberapa meter dari
tepian kemudian kabur kembali ditengah.
Setelah
menyelam kami beristirahat sekitar 10 menit ditepian hingga
mengentaskan petualangan kami pada hari itu, menakjubkan dapat
melihat taman laut jadi tak hanya taman bunga darat saja yang indah
namun taman bawah laut lebih menakjubkan. Lagi, lagi saya melewati
pantai dan pinggirannya bertemu pengunjung pantai yang pada hari itu
tampak ramai walaupun cuaca agak mendung. Tibanya saya dibasecamp
langsung melontarkan pujian ke om Ekeng pendiri BSC, "Keren om,
bagus banget ajib dah," dan sederet pujian lain yang tak bisa
diucapkan karena ketakjuban saya pada karang.
Basuh badan
menggunakan air biasa membuat badan ini segar dan tak terasa lengket
karena air laut, usai bebasuh. Kami kembali ke basecamp bertemu
dengan Om Ekeng ngobrol ngalor-ngidul. Walaupun diiringi gelak tawa,
kami serius membicangkan pariwisata Anyer. Dia mengajak saya untuk
turut memperbaiki wisata Anyer terutama pantainya, begitu semangat
saya diajaknya. Dipikirannya terdapat beberapa rencana yang begitu
indah dan menarik, ia ingin mengelola organisasinya menjadi wadah
yang menawarkan guide profesional. Long boat, Rumpon (tempat mancing
ditengah pantai) ingin dimilikinya. Walaupun saat ini paket wisata
karakatau, pulau sanghiang, snorkeling dipromosikan secara sederhana
tetapi tetap dikelolanya dengan profesional. Alhasil banyak wisatawan
yang pernah menggunakan jasa paet wisatanya itu.
Jika saja
pemerintah benar-benar peduli dengan aset alam yang telah dimiliki
dan tinggal mengembangkannya secara profesional. Anyer, Kabupaten
Serang, Banten, Indonesia akan menjadi destinasi pariwisata terbaik
di dunia dan akan menyedot puluhan juta bahkan milyaran wisatawan
baik nasional maupun internasional.
Semangat untuk
memajukan bangsa, wisata Indonesia dan menjaga aset alam terbaik yang
telah Tuhan berikan. Itu tetap ada di dalam Diriku.
*Cilegon, 19
Februari 2012
0 komentar:
Posting Komentar