Menyajikan
berita yang enak dibaca, menurutku bukanlah perkara yang mudah.
Awalnya aku tak menyangka bila berita yang ku tulis akan enak dibaca.
Tapi, hal itu perlu direncanakan terlebih dahulu. Berbagi pengalaman
dari yang sudah ku alami mungkin akan memudahkan teman-teman
mempraktikannya.
Sebelum
kita memulai wawancara dengan narasumber, biasakanlah untuk membuat
daftar pertanyaan agar wawancara yang kita lakukan terarah dan tidak
bingung pada saat menghadapi narasumber. Selain itu kita juga harus
merencakan kegiatan apa yang akan kita liput hari ini, selain menjadi
tolak ukur kita hal itu berguna jika tak ada hal/kegiatan yang
diberikan oleh redaktur.
Selanjutnya
mencari bahan berita dari para nara sumber. Pastikan kita datang
tepat waktu agar narasumber yang akan kita mintai informasinya merasa
dihargai dan juga kita harus datang pada saat kegiatan itu sedang
berlangsung, karena itu berguna ketika kita akan menuliskan kondisi
dan situasi yang terjadi di tempat kegiatan. Jika kita sudah bertemu
narasumber, galilah info selengkap-lengkapnya agar berita yang hendak
kita tulis kaya akan informasi. Jangan lupa tanyakan unsur 5W + 1H
karena itu merupakan syarat untuk sebuah berita. Wawancara lah
minimal dua narasumber berbeda agar kita dapat membadingkan isi
berita tersebut. Pada saat wawancara kita harus menyediakan buku
notes dan rekaman, agar informasi yang kita kutip mencakup secara
keseluruhan. Alat perekam juga berguna ketika narasumber mengatakan
informasi terlalu cepat, dan ingatan kita pun sangat terbatas.
Setelah
mendapatkan bahan berita yang lengkap kita harus cepat menuliskannya
karena kejadian yang baru kita alami biasanya sangat melekat dalam
ingatan. Hal ini juga menghindari lupanya informasi, akibat seringnya
menunda penulisan berita.
Dalam
menulis kita harus menyusun kerangka berita mulai dari lead
(pembukaan berita), memasuki isi, isi, dan menutup isi berita.
Penyusunan berita ini dilakukan agar pembaca merasa nyaman dalam
membaca dan pembaca pun merasa terbawa sampai akhir pemberitaan.
Disamping itu, kita juga harus menentukan angle yang akan kita ambil,
agar pembaca mengetahui arah pemikiran kita. Selain itu tulisan kita
tidak ngalor ngidul, hal ini akan membingungkan pembaca.
Mulai
dari sekarang kita harus banyak membaca, mulai dari novel, kumpulan
cerpen, majalah, Koran, jurnal, karya tulis, dan sebagainya. Karena
hal itu akan membantu kita dalam memperkaya kosakata terutama untuk
penulisan berita. Pembaca pun akan mengetahui mana penulis yang
sering membaca atau penulis yang tidak. Selain itu, pikiran kita pun
secara tidak langsung akan terbentuk oleh bahan bacaan yang kit
abaca.
Buku
jurnalistik pun wajib menjadi bahan bacaan kita, walau bagaimana pun
itu adalah buku pegangan kita sebagai jurnalis. Buku jurnalistik
mengenalkan kita lebih dalam tentang apa yang disebut jurnalistik.
Banyak trik dan tips yang disampaikan dalam buku itu, terutama
‘bagaimana menjadi seorang wartawan’, teknik penulisan pun sering
diajarkan dalam buku itu.
Jangan
sungkan untuk berdiskusi dengan kaka senior jurnalis ataupun wartawan
senior dapat juga kita bertanya pada dosen jurnalsitik kita. Karena
dari mereka jugalah kita mendapatkan pengalaman selama mereka bekerja
dan itu berdasarkan kondisi nyata yang pernah mereka alami sendiri.
Pada
saat penulisan kita harus memilah-milah kata yang akan kita tuliskan.
Hindari pemakaian kata yang berbelit-belit, hal itu akan menyebabkan
pembaca cepat bosan. Padahal pesan yang kita sampaikan masih jauh
untuk dibaca. Pemilihan kata yang cermat pun dapat dengan mudah
dipahami dan enak dibaca oleh si pembaca.
Mungkin
itulah pengalaman yang dapat kubagi kepada kawan-kawan pembaca,
maklumlah jika pengalaman ku ini masih kurang.
0 komentar:
Posting Komentar