PROBOLINGGO – Menikmati jalanan di Provinsi Jawa Timur
memang mengasyikkan, terdapat bangunan unik dan bersejarah disepanjang
jalannya. Saat tiba dipersinggahan pertama, yakni Kabupaten Tuban, Jawa Timur
pada 04.30 WITA peserta field studyBali
and Jogja 2012 SMAN 2 KS Cilegon
turun untuk menunaikan ibadah salat subuh di Masjid Agung Tuban yang juga
tempat wisata religi makam Sunan Bonang.
Melewati Tuban-Lamonganterasa seperti berada di jaman Jawa
kuno, karena becak tradisional masih bersilwean memenuhi sisi jalan. Namun ada
juga becak motor dan brendi atau dokar yang sesekali menarik perhatian
rombongan. Menurut Koordinator kegiatan A Hendrid Suko, masyarakat
Tuban-Lamongan sekarang sudah sadar akan teknologi yang maju.
“Mereka memanfaatkan teknologi untuk menarik becak
menggunakan tenaga motor, bukan manusia lagi,” ujar guru SMAN 2 KS yang berasal
dari Tuban ini. Disini, tambah Suko,
jalanannya terlihat bersih dan tidak berlubang. Itu karena akses jalannya yang
diperhatikan Walikota atau Bupati.
“Di Tuban terdapat benda-benda peninggalan sejarah, seperti
uang jaman kuno dan guci. Akibat tenggelamnya kapal perang tentara Tar-tar dari
Mongolia,” ceritanya. Sepanjang Tuban hingga Gresik, Suko terus berbagi cerita
kepada siswanya tentang mayoritas masyarakat di daerah itu yang mayoritas
bekerja sebagai nelayan.
“Di sini beberapa
masyarakatnya berbicara dengan nada tempramental, karena seringnya mereka
mencari ikan dilaut. Harga perahunya pun mencapai satu hingga dua milyar,” ujar
dia.
Sementara itu peserta field
study Marcela Defita merasa ingin menekuni traveliing setelah melihat-lihat bangunan unik di Tuban, terlebih
ada desa yang bernama Brondong. “Bangunannya masih bergaya Jawa kuno dan
pantai-pantainya bersih, tapi sayang kurang terawat,” ujar dia.
Selain itu Marcela mengaku nyaman atas pelayanan jasa PO
(Pengusaha Otobis) Armada Jaya Perkasa. Driver Pariwisata Armada Asep Deny
Darmawan mengatakan, jika dalam mengemudikan bus itu tergantung situasi jalan.
“Kecepatan berkendara itu harus diimbangi dari arus arah
berlawanan dan juga keinginan penumpang. Kecepatan minimalnya 70-80 Km/Jam dan
maksimalnya 100 Km/Jam,” ujarnya yang sudah 9 tahun mengabdi di PO ini. Ia juga
merasa enjoy dalam perjalanan ini,
karena bersama rombongan saling melemparkan guyon.
Rombongan field study telah melewati
Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya-Porong-Siduarjo-Bangil-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi.
Setelah itu perjalanan akan dilanjutkan ke Pulau Bali menggunakan kapal laut di
Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur. Dan beristirahat di Hotel Puri Nuansa Indah I
& II. (yusuf)