Rabu, 28 Desember 2011

Pentingnya Pendidikan Seks Pada Keluarga

Masa remaja adalah masa yang berapi-api. Itulah salah satu ungkapan Rhoma Irama dalam lagunya. Remaja memang masa yang penuh keceriaan dan kebahagiaan, terdapat banyak hal yang bisa dilakukan oleh remaja untuk berkarya dan mencetak prestasi. Seperti bermusik, berkarir di dunia sepak bola, mengikuti ajang pemilihan atau kontes bergengsi, sampai berpetualang mengikuti jejak sang ayah.
Remaja mempunyai semangat dan energi yang lebih karenanya remaja disebut-sebut sebagai generasi bangsa. Akan tetapi dibalik energi yang lebih ternyata mereka mempunyai dorongan seks yang cukup tinggi, hal ini dialami ketika remaja beralih ke masa pubertas yang mengalami perubahan fisik.
Terkadang pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya hal tabu di masyarakat, serta pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Di Indonesia memang masih menjadi bahan perdebatan tentang adanya pemberian pendidikan seks yang lebih dikenal sex education. Tentunya kita tidak menginginkan hal-hal yang negatif terjadi pada keluarga kita. Alangkah baiknya jika kita mempelajari sex education secara positif.
Sex education sebaiknya diberikan kepada remaja pubertas melalui lingkungan keluarga, sebab keluarga merupakan unit ketahanan terkecil di masyarakat. Ini penting untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Karena berkaitan dengan cara merawat kebersihan dan kesehatan organ reproduksi, dilihat dari dimensi psikologis seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai makhluk seksual, sementara dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antarmanusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks, dan dilihat dari dimensi kultural menunjukkan bahwa perilaku seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
M. Sofyan Sauri, S.Sos selaku senior koordinator Centra Mitra Remaja (CMR) yang merupakan salah satu unit kegiatan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), seperti dikutip dari http://ninahamzah.wordpress.com terdapat dua faktor mengapa sex education sangat penting bagi remaja. Faktor pertama, di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
Faktor kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal lain ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu.
Dampak yang ditimbulkan karena kurangnya sex education terhadap remaja adalah perilaku menyimpang. Seperti, maraknya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, kasus pemerkosaan anak dibawah umur sampai ketingkat yang paling berbahaya yaitu penularan virus HIV/AIDS.
Oleh karena itu, sex education sebaiknya diberikan kepada remaja pubertas agar dapat menjaga organ reproduksi pada tubuh mereka dan tidak menimbulkan perilaku menyimpang di kemudian hari.


0 komentar:

Posting Komentar