Sabtu, 10 Maret 2012

Remajakan Bumi Lewat Pohon dan Listrik



Merasakan apa yang terjadi di Bumi, tempat tinggal milyaran manusia dan segala jenis makhluk hidup seakan hati ini terus berdegup kencang setiap hari. Kekhawatiran yang mendalam seakan menghantui setiap mengingat nasib bumi saat ini, bencana yang terus-terusan terjadi mengisyaratkan bumi ini tak lagi muda. Manusia merencanakan bencana itu sendiri, dengan mengembangkan segala keahliannya untuk membangun peradaban di bumi melalui suatu karya yang kebanyakan merusak alam.
Begitu lumrah dan hal yang wajar ketika beberapa kota besar di Indonesia tergenang banjir, namun tidak kah terkejut ketika suatu kota kecil yang sama sekali tidak pernah terendam banjir, tiba-tiba mengalami banjir selama satu minggu berturut-turut. Kiranya hal ini jangan kita anggap 'enteng’, begitu mengkahawatirkan. Bagaimana jika bencana-bencana lain menyerang tubuh kita yang lemah ini, seperti longsor atau kekeringan air di setengah luas bumi ini. Apakah itu tak membuat tubuh ini tersiksa? Lalu bagaimana jika penyakit-penyakit yang diakibatkan bencana mulai merasuki organ tubuh yang sehat, sakit gigi saja membuat kita tak tertahankan.
Sangat perlu diadakan suatu gerakan yang membuat bumi ini kembali berjiwa muda, kembali hijau, kembali harmonis dengan penghuninya. Gerakan menanam pohon merupakan hal yang mudah dilakukan bagi setiap individu, ini merupakan langkah kecil dalam meremajakan bumi.
Menanaman pohon tidak harus punya lahan beratus-ratus meter seperti ingin membuat kebun sawit atau karet, tapi cukup dengan 3 meter, pohon sudah dapat ditanam dan berkembang. Pekarangan rumah, sekolah atau kampus dapat dijadikan area penanaman.
Tak perlu pohon jati yang kita tanam tapi, kita dapat tanam pohon mahoni, akasia, angsana ataupun trembesi yang dapat cepat tumbuh. Kita dapat merasakan kerindangan dan kesejukannya, jika sudah mencapai umur 3-4 tahun.
Bumi pun dapat merasakan banyak manfaat penanaman pohon seperti menahan laju air. Karena air, akan lebih banyak terserap ke dalam tanah. Perlu diketahui air tanah yang kita nikmati saat ini adalah hasil resapan air hujan sekitar 6 ribu tahun lalu, ketika itu lahan serapan masih sangat luas terbentang.
Pun, akar pohon yang menjulur panjang sesuai umurnya akan menahan tanah yang terkikis agar tidak masuk ke aliran sungai atau saluran air yang akan menimbulkan endapan. Kemampuan inilah yang dapat mencegah terjadinya kekurangan air di musim kemarau, dan banjir ketika musim penghujan tiba.
Kemudian pohon dapat menjaga tingkat kesuburan tanah karena saat hujan butiran air tidak langsung menimpa permukaan tanah. Tetapi ditahan tajuk pohon yang selanjutnya ditahan serasah, yaitu berupa daun dan ranting kering. Hal inilah yang tidak mengelupaskan dan memercikkan butir-butir lapisan tanah bagian atas, yang umumnya subur.
Memasok kebutuhan oksigen adalah hal yang paling jelas, saat di bangku sekolah menengah pertama pun kita sudah mengenal pelajaran biologi bukan? Melalui proses fotosintesis, pohon dapat mengurangi kadar karbon dioksida hasil proses alam. Dan sekarang kebanyakan hasil aktivitas manusia, seperti kendaraan berbahan bakar fosil ataupun asap pabrik.
Menyaring debu jalanan, abu pabrik atau rumah tangga termasuk salah satu kemampuan pohon. Dengan sruktur tajuk pohon dan kerimbunan dedaunan, debu beserta kalangan polusi udara lain dapat menempel di daun sehingga saat hujan, turun akan tercuci dengan guyuran air hujan.
Begitu banyak bukan manfaat pohon bagi kelangsungan hidup umat manusia, untuk itu sekarang mari kita menananam pohon dan menghijaukan bumi kembali. Beramai-ramai mengajak keluarga, teman dan masyarakat akan lebih baik jika satu orang memegang satu pohon, atau istilah bahasa inggrisnya one man one tree. Bagaimana dengan 100 orang yang terkumpul dan memegang pohon satu persatu. Bukankah itu pohon yang terkumpul jumlahnya tak sedikit? Dijamin 4-5 tahun kedepan, pohon yang kita tanam akan besar dan rindang.
Selain itu gerakan menghemat listrik pun dapat menjadi pilihan untuk melestarikan bumi kembali asri. Pasalnya pasokan listrik diperoleh dari batu bara, dan pembakarannya dapat menghasilkan karbon dioksida yang dapat merusak lapisan ozon.
Nah, salah satu contoh kecil dalam menghemat listrik adalah saat hari raya Nyepi yang dilakukan umat Hindu di Bali. Pada tahun 2011 dapat menghemat 1 juta KL bahan bakar guna pembangkit listrik bertenaga diesel, jika diuangkan setara dengan 7 miliar rupiah. Biasanya sehari PLN membutuhkan 2 juta KL dalam memenuhi beban listrik di Bali sehari semalam. Karena umat Hindu di Bali saat menyepi bakal mematikan listriknya dan tidak beraktivitas ke luar rumah, dampaknya sangat besar bukan?
Perilaku Nyepi di Bali dapat juga kita terapkan di rumah. Walaupun tidak dengan beraktivitas diluar rumah setidaknya kita menghemat pemakaian listrik yang ada di rumah. Misal kita dapat mematikan lampu sebelum tertidur, jika lampu terus dinyalakan saat tidur. Itu tidak ada gunanya, karena tubuh terlelap sedangkan lampu terus menyala, lantas untuk apa memakai lampu saat tidur. Apakah karena takut? Itu hanya sugesti saja, dapat kita hilangkan secara perlahan.
Pemakaian listrik pada barang-barang elektronik pun, berhematlah semaksimal mungkin. Penggunaan komputer jangan digunakan untuk hal yang tidak penting misal, main game sampai berjam-jam atau nonkrong didepan televisi jangan suka berlama-lama. Jika keluarga dirumah mencuci pakaian menggunakan mesin cuci, mulai sekarang pakai lah energi kita untuk mencuci sendiri pakaian yang kiranya mudah dan gampang dicuci, seperti kemeja, kaos atau celana pendek berbahan kain.
Masih banyak bentuk penghematan listrik yang dapat dilakukan, jangan sampai muda-mudi Indonesia menghambur-hamburkan energi listrik. Karena energi listrik di Indonesia kebanyakan masih dihasilkan batu bara, sedikit sekali minat orang-orang yang menggunakan bio energi, pemanfaatan panas matahari dan kekuatan angin untuk menghasilkan energi alternatif guna aktivitas sehari-hari. Sebagai muda-mudi Indonesia yang mempunyai semangat dan pemikiran non awam, ajaklah teman-teman dan masyarakat sekitar untuk beramai-ramai menggunakan energi alternatif.
Dengan hemat listrik dan penanaman pohon, dipastikan akan banyak sekali manfaat yang diterima bumi. Bumi akan membalasnya dengan bijak dan adil seperti nenek moyang kita dahulu yang merasakan damainya hidup di bumi pertiwi ini. Yang kaya akan sumber daya alamnya, setiap jengkal wilayah Nusantara adalah lumbung emas bagi setiap makhluk hidup yang ada di Indonesia.
Untuk itu, ayo gerakkan tubuh kita agar bumi ini kembali merasakan masa-masa remaja seperti kita. Semangat dan kekuatan yang tersimpan dalam jiwa raga muda-mudi Indonesia sangat dibutuhkan untuk pelestarian dan penghijauan bumi ini. Untuk itu investasikan energimu untuk bumi!

0 komentar:

Posting Komentar