Rabu, 07 Maret 2012

Menulis Bagai, Sepotong Roti

Menyajikan berita yang enak dibaca, menurutku bukanlah perkara yang mudah. Awalnya aku tak menyangka bila berita yang ku tulis akan enak dibaca. Tapi, hal itu perlu direncanakan terlebih dahulu. Berbagi pengalaman dari yang sudah ku alami mungkin akan memudahkan teman-teman mempraktikannya.
Sebelum kita memulai wawancara dengan narasumber, biasakanlah untuk membuat daftar pertanyaan agar wawancara yang kita lakukan terarah dan tidak bingung pada saat menghadapi narasumber. Selain itu kita juga harus merencakan kegiatan apa yang akan kita liput hari ini, selain menjadi tolak ukur kita hal itu berguna jika tak ada hal/kegiatan yang diberikan oleh redaktur.
Selanjutnya mencari bahan berita dari para nara sumber. Pastikan kita datang tepat waktu agar narasumber yang akan kita mintai informasinya merasa dihargai dan juga kita harus datang pada saat kegiatan itu sedang berlangsung, karena itu berguna ketika kita akan menuliskan kondisi dan situasi yang terjadi di tempat kegiatan. Jika kita sudah bertemu narasumber, galilah info selengkap-lengkapnya agar berita yang hendak kita tulis kaya akan informasi. Jangan lupa tanyakan unsur 5W + 1H karena itu merupakan syarat untuk sebuah berita. Wawancara lah minimal dua narasumber berbeda agar kita dapat membadingkan isi berita tersebut. Pada saat wawancara kita harus menyediakan buku notes dan rekaman, agar informasi yang kita kutip mencakup secara keseluruhan. Alat perekam juga berguna ketika narasumber mengatakan informasi terlalu cepat, dan ingatan kita pun sangat terbatas.
Setelah mendapatkan bahan berita yang lengkap kita harus cepat menuliskannya karena kejadian yang baru kita alami biasanya sangat melekat dalam ingatan. Hal ini juga menghindari lupanya informasi, akibat seringnya menunda penulisan berita.
Dalam menulis kita harus menyusun kerangka berita mulai dari lead (pembukaan berita), memasuki isi, isi, dan menutup isi berita. Penyusunan berita ini dilakukan agar pembaca merasa nyaman dalam membaca dan pembaca pun merasa terbawa sampai akhir pemberitaan. Disamping itu, kita juga harus menentukan angle yang akan kita ambil, agar pembaca mengetahui arah pemikiran kita. Selain itu tulisan kita tidak ngalor ngidul, hal ini akan membingungkan pembaca.
Mulai dari sekarang kita harus banyak membaca, mulai dari novel, kumpulan cerpen, majalah, Koran, jurnal, karya tulis, dan sebagainya. Karena hal itu akan membantu kita dalam memperkaya kosakata terutama untuk penulisan berita. Pembaca pun akan mengetahui mana penulis yang sering membaca atau penulis yang tidak. Selain itu, pikiran kita pun secara tidak langsung akan terbentuk oleh bahan bacaan yang kit abaca.
Buku jurnalistik pun wajib menjadi bahan bacaan kita, walau bagaimana pun itu adalah buku pegangan kita sebagai jurnalis. Buku jurnalistik mengenalkan kita lebih dalam tentang apa yang disebut jurnalistik. Banyak trik dan tips yang disampaikan dalam buku itu, terutama ‘bagaimana menjadi seorang wartawan’, teknik penulisan pun sering diajarkan dalam buku itu.
Jangan sungkan untuk berdiskusi dengan kaka senior jurnalis ataupun wartawan senior dapat juga kita bertanya pada dosen jurnalsitik kita. Karena dari mereka jugalah kita mendapatkan pengalaman selama mereka bekerja dan itu berdasarkan kondisi nyata yang pernah mereka alami sendiri.
Pada saat penulisan kita harus memilah-milah kata yang akan kita tuliskan. Hindari pemakaian kata yang berbelit-belit, hal itu akan menyebabkan pembaca cepat bosan. Padahal pesan yang kita sampaikan masih jauh untuk dibaca. Pemilihan kata yang cermat pun dapat dengan mudah dipahami dan enak dibaca oleh si pembaca.
Mungkin itulah pengalaman yang dapat kubagi kepada kawan-kawan pembaca, maklumlah jika pengalaman ku ini masih kurang.





0 komentar:

Posting Komentar